Tahun Baru China atau yang sering kita kenal dengan Tahun Baru Imlek merupakan perayaan yang sangat penting bagi masyarakat Tionghoa. Pada mulanya Imlek merupakan suatu perayaan yang dilakukan oleh petani di China untuk menyambut pergantian musim dingin ke musim semi.
Kaisar pertama China, Qin Shin Huang menetapkan bahwa tahun baru Imlek berawal di bulan 10 pada 221 SM. Dan pada masa pemerintahan Kaisar Wu yang memimpin Dinasti Han tepatnya pada tahun 104 SM, , menetapkan bulan 1 sebagai awal tahun, sampai sekarang.
Tahun baru Imlek mengikuti penanggalan pada kalender Cina. Kalender yang menggunakan patokan pergerakan Bulan dan Matahari semu dalam mengelilingi Bumi ini sistem penanggalan tertua yang masih digunakan. Hal ini dapat kita lihat dari angka tahun yang sudah mencapai tahun 2572 pada tahun 2021 Masehi. Kalender Cina ini disinyalir diciptakan oleh Kaisar Huang Di (2697-2597 SM).
Dalam agama Khonghucu, Huang Di merupakan nabi keempat sekaligus raja dan ahli astronomi dan merupakan nabi purba ketiga setelah Nabi Fu Xi dan Shen Nong. Kalender Huang Di digunakan pertama kali pada Dinasti Xia (2205-1676 SM), itulah sebabnya kalender ini dikenal juga dengan kalender Xia.
Selama pemerintahan Dinasti Xia, kalender mengutamakan kepentingan rakyat yang mayoritas berprofesi petani. Oleh karena itu, awal tahun ditandai dengan akan tibanya musim semi. Bagi petani, hal ini adalah dimulainya kerja baru dengan memasuki musim tanam.
Sebelum merayakan Imlek, masyarakat Tionghoa akan melakukan bersih-bersih rumah dari kotoran dan debu sebagai simbol pembersihan diri secara lahir dan batin.
Pada masa pemerintahan Orde Baru, perayaan Imlek di Indonesia sempat dilarang, penyebabnya adalah hubungan rivalitas antara Angkatan Darat dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu mempunyai hubungan erat dengan Cina kian memanas. Akibatnya adalah semua warga keturunan Tionghoa dipersulit untuk menggelar upacara adat dan salah satunya adalah perayaan Imlek. Namun pada masa pemerintahan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) perayaan Imlek kembali diperbolehkan.
Salah satu kemeriahan dalam perayaan Imlek adalah atraksi Barongsai. Permainan Barongsai sudah dikenal di Cina daratan pada zaman peperangan antara tujuh negara. Dan pada tahun 300-200 SM tujuh negara yang terlibat perang tersebut dipersatukan oleh Dinasti Chin. Pada waktu itu atraksi barongsai hanya dimainkan untuk upacara-upacara yang bersifat sakral saja dan hanya dipertontonkan dilingkungan istana.
Biasanya, kehadiran barongsai juga ikut dimanfaatkan oleh mereka yang mau memulai usaha, seperti pembukaan toko atau juga pada upacara-upacara tertentu: perkawinan atau pembukaan rumah makan.
Sosok Naga dalam mitologi Cina
Dalam kepercayaan masyarakat Cina, Naga merupakan simbol dari keagungan, itulah alasannya mengapa jubah raja-raja selalu bergambar naga begitupula tempat tidur raja juga disebut ranjang naga. Naga digambarkan sebagai sosok ular raksasa yang bisa terbang di angkasa dan identik dengan semburan api dari mulutnya.
Mungkin atraksi Barongsai sama halnya dengan atraksi Reog Ponorogo di Indonesia. Selain Barongsai, kemeriahan imlek biasanya juga ditunjukkan dengan pertunjukan lampion.
Menjelang perayaan tahun baru Imlek, biasanya banyak spanduk-spanduk dengan tema Imlek banyak terpasang di pusat-pusat perbelanjaan seperti mall dan supermarket. Banner-banner tersebut biasanya identik dengan warna merah yang bertuliskan kalimat "GONG XI FA CAI".
Selain warna merah, biasanya spanduk imlek juga identik dengan lampu lampion dan lambang xio yang menjadi filosofi dari kalender Cina.
Berikut ini adalah beberapa template spanduk tahun baru Imlek yang saya bagikan melalui link-link di bawah ini. File yang saya bagikan mempunyai format CDR dan PDF.
Template spanduk Imlek #01, Template spanduk Imlek #02, Template spanduk Imlek #03, Template spanduk Imlek #04, Template spanduk Imlek #05.